PERANAN ATRIBUT PRODUK PROPERTI TERHADAP PENJUALAN PERUMAHAN PENGEMBANG XXX DI XXX

PERANAN ATRIBUT PRODUK PROPERTI TERHADAP PENJUALAN PERUMAHAN PENGEMBANG XXX DI XXX

2. Latar Belakang
Dalam menghadapi era perdagangan bebas kini setiap perusahaan mengubah format strategi dan taktik pemasaran salah satunya berorientasi pada bagaimana membangun perusahaan yang kuat. Oleh karena itu, perusahaan harus mengembangkan strategi dan taktik pemasarannya agar tetap bertahan ditengah-tengah gelombang persaingan untuk memasuki pasar yang cukup tinggi. Dan satu yang tidak boleh dilupakan oleh perusahaan adalah konsumen, perlu disadari bahwa perubahan gaya hidup saat ini menyebabkan konsumen juga mempunyai cara sendiri dalam memenuhi kebutuhannya.
Setiap perusahaan dalam memasarkan produknya tertentu menerapkan berbagai macam strategi dan taktik pemasaran. Kegiatan pemasaran pada intinya memfokuskan diri pada produk, penerapan harga, kebijakkan distribusi dan cara promosi, yang dalam hal ini dikenal sebagai bauran pemasaran. Kegiatan pemasaran tentunya membutuhkan suatu strategi dan taktik. Strategi dan taktik ini tentu harus mampu memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan yaitu peningkatan penjualan.
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah taktik pemasaran untuk menggunakan produk, promosi, harga, saluran distribusi, dan unsur-unsur lain dari bauran pemasaran pada dasarnya sama yang ada pada setiap perusahaan. Bauran pemasaran adalah suatu taktik pemasaran untuk setiap perusahaan dapat mencapai pangsa pasar yang diinginkan, dengan biaya lebih tinggi tetapi berharap memperoleh pangsa pasar dan penghasilan lebih besar.
Keberhasilan suatu perusahan dalam pesaingan bisnis yang semakin ketat dapat di tinjau dari penerapan strategi dan taktik pemasaran produknya. Demikian pula halnya dengan PT. XXX sebagai developer perumahan di XXX yang tentunya memerlukan strategi dan taktik yang tepat, guna meningkatkan penjualan produknya, yaitu dengan memperhatikan aspek atribut produk.
Analisis terhadap hasil implementasi dari strategi dan taktik konsep produk penting untuk dilakukan guna melihat sejauh mana pengaruh dari strategi atribut produk tersebut dalam mendongkrak nilai penjualan perusahaan. Hasil analisis ini akan berguna sebagai pedoman bagi pihak manajemen perusahaan, khususnya perusahaan pengembang perumahan untuk mengambil langkah-langkah kebijakan yang sesuai dan tepat sasaran.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi ini yaitu : “PERANAN ATRIBUT PRODUK PROPERTI TERHADAP PENJUALAN PERUMAHAN PENGEMBANG XXX DI XXX”.



3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan batasan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu :
a. Apakah terdapat pengaruh atribut produk perumahan terhadap penjualan PT. XXX di kota XXX?
b. Atribut produk perumahan manakah yang paling berpengaruh terhadap tingkat penjualan PT. XXX di kota XXX?

4. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada atribut produk perumahan yang meliputi atraksi konsep perumahan, fasilitas, dan akses menuju perumahan serta pengaruhnya terhadap penjualan perumahan XXX.

5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menjelaskan pengaruh bauran produk perumahan terhadap penjualan PT. XXX di kota XXX.
2. Untuk mengetahui atribut produk perumahan yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap penjualan PT. XXX di kota XXX.

5.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan taktik pemasaran produk properti PT. XXX di masa mendatang;

6. Tinjauan Pustaka
6.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besar pasar yang akan dilayani, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dilayani oleh organisasi dan menentukan berbagai produk, jasa, dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut.
Menurut Philip Kotler (2002:9) pengertian pemasaran adalah:
“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran (nilai) produk yang lain”.
Sedangkan menurut William J. Stanton (1994:6):
“Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran serta tujuan organisasi”.
Dalam pengertian pemasaran modern terkandung unsur manajemen, karena mencakup kegiatan perencanaan dan pengambilan keputusan, misalnya penentuan harga, promosi dan lain-lain. Manajemen pemasaran terjadi bila setidaknya satu pihak dalam pertukaran potensial memikirkan sasaran dan cara mendapatkan tanggapan yang dikehendaki dari pihak lain.
Menurut Kotler (2002:9) definisi manajemen pemasaran adalah sebagai berikut : “Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa, untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan memenuhi tujuan organisasi”.
Kegiatan pemasaran harus didasari suatu konsep atau falsafah yang matang untuk pemasaran yang efisien, efektif dan bertanggung jawab.

6.2 Falsafah Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2002:19-22), terdapat lima konsep yang menjadi dasar bagi perusahaan maupun organisasi-organisasi lainnya dalam melakukan kegiatan pemasaran mereka, yaitu:
1) Konsep Berwawasan Produksi.
2) Konsep Berwawasan Produk.
3) Konsep berwawasan Menjual.
4) Konsep Berwawasan Pemasaran.
5) Konsep Berwawasan Pemasaran Bermasyarakat.

Ad. 1) Konsep Berwawasan Produksi.
Konsep berwawasan produksi berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang mudah didapat dan murah harganya. Manajer organisasi yang berwawasan produksi memusatkan perhatiannya untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi serta cakupan distribusi yang luas.
Ad. 2) Konsep Berwawasan Produk.
Konsep berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya. Manajer dalam organisasi berwawasan produk memusatkan perhatiannya untuk membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya.
Ad. 3) Konsep Berwawasan Menjual.
Konsep berwawasan menjual berpendapat bahwa kalau konsumen dibiarkan saja, konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah cukup. Organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif. Konsep ini beranggapan bahwa konsumen yang enggan membeli harus didorong supaya membeli lebih banyak melalui berbagai media pendorong penjualan (Sales Stimulating Devices).
Ad. 4) Konsep Berwawasan Pemasaran.
Konsep berwawasan pemasaran berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tuan kebutuhan sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada saingannya. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada empat pilar utama yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terkoordinasi dan keuntungan.


Ad. 5) Konsep Berwawasan Pemasaran Bermasyarakat.
Konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan serta kepentingan pasar sasaran dan memenuhinya dengan lebih efektif serta lebih efisien daripada saingannya dengan cara mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Dalam konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat ada tiga pertimbangan dalam menentukan kebijakan pemasaran perusahaan yaitu : laba (dari segi perusahaan), pemuasan kebutuhan (dari segi pelanggan) dan kemakmuran manusia (dari segi masyarakat). Pada mulanya perusahaan mendasarkan pada memaksimalkan keuntungan jangka pendek.
Kemudian mereka menyadari pentingnya memenuhi keinginan konsumen dalam jangka panjang yang menimbulkan konsep berwawasan pemasaran. Sekarang mereka mulai mempertimbangkan kepentingan masyarakat dalam pengambilan keputusan.

6.3 Bauran Pemasaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang arti serta peranan bauran pemasaran, maka pertama-tama kita lihat dahulu batasan mengenai bauran pemasaran atau marketing mix. Ada beberapa pendapat mengenai marketing mix antara lain menurut Basu Swastha (1996:160) yang mengemukakan bahwa: "Bauran pemasaran adalah kombinasi dari 4 variabel atau atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem perusahaan yaitu : produk, struktur harga, kegiatan, promosi dan sistem distribusi".
Dari definisi di atas, disebutkan bahwa bauran pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kombinasi dari keempat input yang merupakan inti dari sistem pemasaran suatu organisasi. Keempat elemen ini adalah penawaran produk, struktur harga, kegtetan promosi, dan sistem distribusi.
Pendapat lain mengenai marketing mix menurut Philip Kotler (1997:71), adalah : " bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel-vambel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan yang diinginkan dan mempertahankan pangsa pasar dalam pasar sasaran.”
Keempat unsur dalam bauran pemasaran saling berhubungan dengan manajer pemasaran hendaknya dapat menerapkan bauran pemasaran seefektif mungkin dan menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi yang berubah-ubah, misalnya perusahaan melakuakn perbaikan produk, perubahan harga, meningkatkan kegiatan promosi, melakukan perubahan sahiran distribusi dan sebagainya.
Dengan penerapan bauran pemasaran yang tepat, diharapkan dapat tercapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. Menurut Philip Kotler (1997:71), unsur-unsur bauran pemasaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
“ 1. Produk (Product)
2. Harga (Price)
3. Promosi (Promotion)
4. Distribusi (Place)”

Ad 1. Produk (Product)
Setelah menetapkan suatu produk sebagai bidang usahanya, maka perusahaan bertanggung jawab pula untuk metigembangkannya. Hal ini mencakup keputusan untuk menambah, mengurangi baltkan mengadakan perubahan jenis produk sesuai dengan perkembangannya dan juga selaras dengan pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Ad 2. Harga (Price)
Harga akan mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan serta pangsa pasar perusahaan. dalam menetapkan harga, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga baik secara langsung maupun tidak lagnsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi secara latigsung adalah harga baik bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran.
Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung adalah harga produk sejenis yang dijual oleh pesaing, pengaruh harga teriiadap produk subsitusi serta discount untuk para penyahir dengan pelanggan.

Ad 3. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran dengan tujuan memberitahukan kepada pasar sasaran mengenai produk perusahaan. Promosi terdiri dari : periklanan (advertising\ penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan {sales promotion) dan publisitas (publicity). Dengan kegiatan promosi ini perusahaan berusaha membujuk calon pembeli agar membeli produk yang ditawarkan.

Ad 4. Distribusi (Place)
Tempat meliputi masalah membawa produk yang tepat ke pasar pasaran. Barang-barang dan jasa-jasa bergerak ke pelanggan melalui saluran distribusi. Saluran distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke pemakai akhir atau pelanggan pada waktu yang tepat
Agar penyalur produk dari perusahaan ketempat yang dituju dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu maka perusahaan dapat bekerja sama dengan satu atau beberapa perantara. Selain pemiilhan saluran distribusi yang baik, perusahaan perlu pula mengembangkan dstribusi fisik yang meliputi: transportasi, penyimpanan, pengawasan, persediaan dan pengepakan. Kedua faktor ini berhubungan erat dalam keberhasilan pemasaran produk perusahaan.


6.4 Produk
6.4.1 Pengertian Produk
Unsur yang terpenting dalam bauran pemasaran adalah produk, arena suatu proses pemasaran baru akan terjadi bila ada produk yang hendak ditawarkan. Produk adalah segala sesuatu, baik yang disukai maupun yang tidak disukai, yang diterima seseorang dalam pertukaran. Produk merupakan atribut yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang mencakup kegunaan fungsional, sosial dan psikologis.
Suatu produk dapat berupa ide, pelayanan, barang atau kombinasi dari ketiganya. Perlu diingat bahwa penekanan produk bukan pada barang secara fisik, tetapi pada kegunaan produk itu dan diusahakan agar dikenal oleh konsumen sehingga menanamkan image yang kuat akan produk tersebut. Juga dalam mengembangkan produk-produknya perusahaan harus melihat pada kebutuhan dan keinginan konsumen, yang harus dapatdipenuhi dengan tingkat mutu yang terjamin sehingga dapat mencapaikepuasan konsumen (Consumer Satisfaction).
Setelah masalah ini diselesaikan, maka keputusan-keputusan tentang harga, tempat dan promosi dapat dilaksanakan. Menurut Philip Kotler (2002:448), definisi produk adalah sebagai berikut : “Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan”.



6.4.3 Atribut Produk
Menurut Kotler (2002:449), produk-produk terdiri dari beberapa komponen

yang meliputi :
a) Kualitas (Quality).
b) Ciri Khas (Features).
c) Pilihan (Option).
d) Bentuk (Style).
e) Merek (Brand).
f) Kemasan (Packaging).
g) Ukuran (Sizes).
h) Pelayanan (Service).
i) Jaminan (Warranties).
j) Pengembalian (Returns)

6.4.3 Tingkatan Produk dan Klasifikasi Produk
Tingkatan dan Klasifikasi Produk Menurut Kotler (2002:449-450), dalam merencanakan pasar, pemasar perlu berpikir melalui lima tingkatan produk, yaitu :
“ a. Produk Inti (Core Product)
b. Produk Dasar (Basic Product)
c. Produk yang diharapkan (Expected Product)
d. Produk yang ditingkatkan (Augemented Product)”

ad a) Produk Inti (Core Product).
Yaitu harapan psikologis atau emosional yang diharapkan produsen
dari konsumen yang membeli produk.
ad b) Produk Dasar (Basic Product).
Yaitu bentuk lahiriah dari produk yang menambah image produk di mata konsumen, seperti kemasan, label, dan lain-lain.
ad c) Produk yang diharapkan (Expected Product).
Yaitu kumpulan atribut dan kondisi yang diharapkan bila membeli suatu produk, seperti faktor keselamatan.

ad d) Produk yang ditingkatkan (Augemented Product).
Yaitu produk yang telah disempurnakan, seperti delivery time, credit term, after sales services, dll. Perusahaan memberikan jasa dan manfaat tambahan sehingga membedakannya dengan produk pesaing.
Kotler (2002:451), produk dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok menurut daya tahan dan wujudnya :
“ a) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods).
b) Barang tahan lama (durable goods).
c) Jasa (service). “

ad. a) Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods).
Yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali penggunaan. Contoh : sabun dan bir.
ad. b) Barang tahan lama (durable goods).
Yaitu barang-barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Contoh : lemari es, peralatan mesin, dan pakaian.
ad. c) Jasa (service).
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis.
Contoh : reparasi, potongan rambut.

6.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode Analisis merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data statistik, dimana salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif. Teknik Kuantitatif menurut Anto Dajan (1996:325), yaitu analisis terhadap data yang telah diberi skor sesuai dengan skala yang telah ditetapkan dengan menggunakan formula-formula statistik. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert, dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi. Oleh karena itu analisis data yang dipergunakan adalah analisis Regresi Linier Berganda. Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) dengan variabel terikatnya (penjualan perumahan)

6.5 Analisis Determinasi dan Korelasi
Abdul Hakim dalam bukunya Statistik Induktif (2000 : 366) menjelaskan bahwa “Analisis Determinasi mempunyai tujuan untuk mencari seberapa jauh pengaruh atribut produk perumahan terhadap tingkat penjualan perumahan”.
Koefisien korelasi dapat dikatakan sebagai hubungan antara variabel terikat atau dependen dengan variabel bebas atau independen. Yang termasuk variabel bebas adalah konsep perumahan, fasilitas, dan aksesbilitas, sedangkan yang termasuk variabel terikat adalah tingkat penjualan perumahan.

6.7 Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ditentukan sebagai berikut:
“Bahwa ada pengaruh antara atribut produk perumahan dengan tingkat penjualan perumahan XXX”.
Untuk menguji hipotesis tersebut, maka digunakan uji sebagai berikut:
1) Hipotesis Pertama dengan Uji F (Uji Fisher)
Menurut Anton Dajan (1996 : 335), Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (penjualan perumahan) secara simultan atau bersama-sama
2) Hipotesis Kedua dengan Uji T (Parsial)
Menurut Anton Dayan (1996 : 336), Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (penjualan perumahan) secara parsial atau sendiri-sendiri

7. Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas adalah:
1. Terdapat pengaruh antara atribut produk perumahan terhadap penjualan PT XXX di kota XXX
2. Diduga atribut konsep perumahan adalah dominan berpengaruh terhadap penjualan PT XXX.
8. Metode Penelitian
8.1 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian pada Pengembang terkemuka di kota XXX yaitu PT XXX yang beralamat di Jl. Basuki Rahmat XXX
8.2 Sumber Dan Metode Pengumpulan Data
a. Sumber Data
Dalam penelitian ini digunakan dua jenis data, yaitu:
1. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber pertama, diolah dan digunakan sendiri oleh peneliti selama penelitian berlangsung. Data ini diperoleh melalui hasil pemberian kuesioner kepada para konsumen dan calon konsumen pada PT XXX.
2. Data sekunder adalah data dalam bentuk catatan-catatan atau dalam bentuk laporan tertulis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang berasal dari PT XXX Bnayuwangi.
b. Metode Pengumpulan data
Dalam rangka mendapatkan data-data yang dibutuhkan bagi kegiatan analisa penelitian ini, maka data-data yang berada di lapangan dikumpulkan dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung serta mengadakan pencatatan atas segala sesuatu yang terkait dengan yang diteliti.
2. Kuisioner yaitu suatu metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak terkait.

8.3 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan unsur-unsur yang memiliki satu atau beberapa ciri atau karakteristik yang sama dalam sebuah subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah konsumen dan calon konsumen yang berminat terhadap produk perumahan yang ditawarkan oleh PT XXX.

8.4 Sampel
Sampel meliputi sebagian atau wakil populasi yang diobservasi. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Jika sampel = n merupakan bagian dari populasi = N, maka n ? N (nilai n lebih kecil dan bisa juga sama dengan N, tetapi pada umumnya selalu lebih kecil) kalau jumlah populasi = 1000, maka sampel bisa terdiri dari 100, 200, dan atau 500, yaitu suatu jumlah elemen yang lebih kecil dari 1000. Jumlah elemen dalam sampel tergantung antara lain pada biaya yang tersedia serta tingkat ketelitian informasi atau data yang akan diperoleh
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik acak sederhana (Simple random sampling). Pengambilan sampel secara acak adalah suatu metode pemilihan ukuran di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel, sehingga metode ini sering disebut sebagai prosedur yang terbaik Pada penarikan sampel acak sederhana setiap unsur mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Adapun jumlah responden yang digunakan sebagai sampel adalah 50 orang konsumen dan calon konsumen yang berminat terhadap produk perumahan yang ditawarkan oleh PT XXX, dengan dasar pengukuran menurut Maholtra (1996:46) yaitu minimal lima kali jumlah variabel yang diteliti.

8.5 Pengukuran Variabel Penelitian
Pengukuran berfungsi untuk menunjukkan angka-angka pada suatu variabel menurut metode tertentu. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran ordinal (bertingkat) dengan skala likert. Dimana skala ini mengurutkan data dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.
Skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan baik-tidak baik. Melalui daftar pertanyaan yang ada diperoleh masing-masing item dari setiap variabel.
Untuk setiap item dalam variabel dalam daftar pertanyaan menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Jawaban A bernilai 5 = Sangat setuju.
2. Jawaban B bernilai 4 = Setuju.
3. Jawaban C bernilai 3 = Kurang setuju.
4. Jawaban D bernilai 2 = Tidak setuju.
5. Jawaban E bernilai 1 = Sangat tidak setuju.

9. Metode Analisis Data
9.1 Indentifikasi Variabel dan Skala Pengukuran
Variabel
Pengertian
Indikator
Skala Pengukuran
Variabel Bebas (X)

X1 = Konsep Perumahan
X2 = Fasilitas
X3 = Aksesbilitas

Variabel Terikat (Y)
Penjualan Perumahan

Atribut yang memiliki kepikatan sehingga menarik konsumen dari segi kepikatan alam, rekayasa manusia meliputi konsep kehidupan yang ditawarkan

o Fasilitas adalah unsur utama dalam paket penjualan perumahan saat ini yang terdiri dari sarana dan prasarana yang tidak memikat pandangan namun mendukung kelancaran mobilitas konsumen yang tinggal di lingkungan perumahan.
Aksesbilitas merupakan unsur yang berkaitan dengan pelayanan selama berada di dalam lingkungan perumahan dan daya jangkau terhadap pusat-pusat kegiatan masyarakat di lingkungan perumahan tersebut berada
Rangkaian dari pertimbangan calon konsumen untuk melakukan pembelian setelah terlebih dahulu dinilai secara ekonomis terhadap nilai sekarang maupun nilai investasi di masa mendatang.

Dengan indikator:
1. Keindahan desain
2. Kesesuaian tata ruang
3. keindahan lingkungan

dengan indikator:
1. kelengkapan fasilitas umum
2. Penataan sarana umum
3. Kesesuaian jumlah fasilitas dengan kebutuhan

dengan indikator :
1. Akses ke pusat perekonomian & pemerintahan
2. waktu tempuh ke pusat perekonomian dan pemerintahan
3. akses lokasi perumahan terhadap fasilitas-fasilitas disekitar perumahan

dengan indikator :
1. Nilai investasi sesuai dengan kondisi
2.motivasi untuk memiliki

9.2 Metode Analisis Data
9.2.1 Uji Validitas
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang perlu diukur atau sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan valid apabila terdapat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya. Untuk menguji tingkat validitas data,dalam penelitian ini digunakan uji validitas konstruk (construct validity) yaitu pengujian validitas dimana skor dari semua pertanyaan atau pernyataan yang disusun berdasarkan dimensi konsep korelasi dengan skor total. Teknik yang digunakan adalah mengkorelasikan antara skor yang diperoleh dengan masing-masing item (pertanyaan atau pernyataan) dengan skor total. Skor total adalah nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item.
Dengan rumus yang digunakan yaitu Product Moment

Dimana :
N = Jumlah Responden.
X = Skor total tiap-tiap item.
Y = Skor total.


Kreteria pengujian test validitas :
* Jika koefisien korelasinya > r-tabel,maka hasilnya dapat dikatakan valid.
* Jika nilai signifikansi ? 0,05 , maka hasilnya dapat dikatakan valid.

9.2.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran dapat diandalkan/dipercaya, atau sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali/lebih terhadap gejala yang sama dengan alat pengukur yang sama.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dikatakan reliabel apabila hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil yang sama jika dilakukan penelitian berulang atau mampu mengungkap data yang dapat dipercaya. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach Alpha() sebagai berikut:

Dimana :
ri = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si2 = Jumlah varians total
St2 = Varians total


Rumus untuk varians total dan varians item yaitu :



Dimana :
JKi = Jumlah kuadrat seluruh skor item.
JKs = Jumlah kuadrat subyek.
Kreteria pengujian test reliabilitas :
* Jika nilai alpha > r-tabel, maka hasilnya dapat dikatakan reliabel.

9.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi Linier Berganda ini dipergunakan untuk mengukur arah dan besar pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Adapun rumus yang digunakan:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Dimana :
Y = Penjualan perumahan
X1 = Variabel Konsep Perumahan
X2 = Variabel fasilitas
X3 = Variabel aksesbilitas
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
9.2.4 Pengujian Regresi Linier Berganda
1) Uji F (Uji Fisher)
Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (penjualan perumahan) secara simultan atau bersama-sama dirumuskan sebagai berikut :
Langkah-langkah dalam Uji F sebagai berikut :
a. Ho : = 0 artinya variabel konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel penjualan.
Ha : ? 0 artinya variabel konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas secara simultan berpengaruh terhadap variabel penjualan.
b. Menentukan alpha (? )
c. Menentukan Kriteria Pengujian
d. Keputusan Statistik
e. Kesimpulan
Kriteria pengujian :
* Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel
* Ha ditolak apabila Fhitung > Ftabel
Perhitungan dengan menggunakan rumus :


Dimana :
N = Jumlah sampel.
K = Jumlah variabel bebas.
r2 = Koefisien determinasi.

2) Uji T (Parsial)
Uji t ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas) terhadap variabel terikat (penjualan) secara parsial atau sendiri-sendiri.
Langkah-langkah dalam Uji t sebagai berikut :
a. Ho : = 0 artinya variabel konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel penjualan.
Ha : ? 0 artinya variabel konsep perumahan, fasilitas dan aksesbilitas secara parsial berpengaruh terhadap variabel penjualan.
b. Menentukan alpha (? )
c. Menentukan Kriteria Pengujian
d. Keputusan Statistik
e. Kesimpulan


Kriteria pengujian :
* Ho diterima apabila Thitung < Ttabel
* Ha ditolak apabila Thitung > Ttabel
Perhitungan dengan menggunakan rumus :

Dimana :
Sb = Simpangan Baku dari b1, b2.....bn
bi = Koefisien Regresi dari X1,X2.....Xn

DAFTAR PUSTAKA
Agus Ahyari. 1986. Mgt. Produksi Perencanaan Sistem Produksi. BPFE Yogyakarta.
Agus Ahyar. 1990. Mgt. Produksi Pengendalian Produksi. BPFE Yogyakarta.
Anton M Samosir. 1984. Budgeting, Universitas HBKP Nomensen Medan.
Bambang Riyanto. 1986. Dasar - dasar pembelanjaan perusahaan. FE.UGM, Yogyakarta.
Faisal Affif. 1984. Manajemen Modal Kerja. Penerbit CV. Remaja Karya, Bandung.
Gunawan Adisaputro. 1980. Manajemen Produksi Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Harsono. 1984. Manajemen Pabrik, Penerbit Balai Aksara.
Mursid M, 2003, Manajemen Pemasaran, Cetakan Ketiga, PT Bumi Aksara, Jakarta
Sukanto Reksohadiprotijo dan Indriyo Gito Sudanno. 1993. Manajemen Produksi. FE. UGM, Yogyakarta.
Swasta, Baso. 1984. Azas - Azas marketing. Yogyakarta : Liberty.
Kotler, Philip. 1984. Manajemen Pemasaran : Northwestern University
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran Jilid 1, Prenhallindo, Jakarta


EmoticonEmoticon